Siswi SDN Karang geneng Meninggal Dunia Diduga Akibat Perundungan

Pinterest LinkedIn Tumblr +

RadarOnline.id, LAMONGAN – Seorang siswi SDN Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, meninggal dunia diduga usai dirundung atau dibully oleh temannya di sekolah. Korban sempat dirawat di rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. Orang tua (ortu) korban pun melapor ke Kepolisian Resor Lamongan.

Kuasa hukum korban, Febri, menjelaskan, perundungan itu terjadi pada Senin, 19 Februari 2024, saat upacara bendera di sekolah tersebut. Saat itu, korban yang mengikuti upacara berlari tapi didorong oleh salah satu temannya.

Korban pun terjatuh. Nahas, tubuh korban terjatuh di atas pecahan keramik. Akibatnya, tubuh korban tertusuk pecahan keramik dan merusak pankreasnya. Korban akhirnya dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat setempat. Karena parah, korban dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.

Febri menuturkan, karena diduga menjadi korban perundungan, pihak keluarga korban akhirnya melapor ke Polres Lamongan pada Kamis kemarin. Ortu korban tak segera melapor karena masih fokus mendampingi perawatan korban di rumah sakit.

“Dan pihak sekolah juga kita sayangkan karena tidak ada kepedulian kepada keluarga korban,” katanya, Jumat, 3 Mei 2024.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Lamongan Inspektur Polisi Dua Andi Nur Cahya membenarkan adanya laporan kasus dugaan perundungan yang menyebabkan siswi SDN Karanggeneng meninggal dunia.

Chresa Sulistiana (Ibu Almarhumah Korban) menuturkan bahwa anak saya, Asmiralda Ramadhani Syafitri ( Meninggal Dunia) usia 12 tahun, meninggal dunia usai dibully

“Saya Hanya Seorang Ibu yang sebagaimana Anak saya adalah korban bullying salah satu teman nya di salah satu Sekolah SDN di Lamongan Jawa Timur yang sampai Kemudian anak saya Meninggal Dunia di Tanggal 11 Maret 2024 Di RSUD Soetomo Surabaya, Jatuh Di sekolah tanggal 19 Februari 2024 pas saat Mau Melaksanakan Upacara Di Sekolah bahwa korban jatuh di duga Jatuh disebabkan dorongan salah satu temannya yang bernama VINA,”tuturnya.

Masih kata ibu Chresa, pihak sekolah mengantarkan Korban ke Puskesmas terdekat, dikarenakan terkendala peralatan yang kurang lengkap, pihak Puskesmas merujuk korban ke Salah satu RS Muhammadiyah Lamongan dan dirawat selama 5 hari sampai kemudian di Rujuk lagi Ke RSUD Soetomo Surabaya sampai Meninggalnya Yang Di karenakan Akibat jatuhnya Pankreas Nya Pecah.(bukti resmi dari RSUD Soetomo ada).

“Pada 24 februari 2024 pelaku sempat Wa kepada korban ketika dirawat di HCU RSUD Soetomo “ aldaaa, cepat sembuhhhh…..maafff yaaaaa gr’aku kamu ngne….aku bkl doa No. wmu trss koooo…… SEMANGAT” ( bukti ada) Bahwa pihak sekolah dari awal menutup-nutupi kasus ini dan diduga sengaja di kaburkan oleh pihak sekolah, tidak ada CCTV di Sekolah, salah satu teman yang melihat kejadian tersebut pun di duga di perintahkan pihak sekolah agar tidak memberikan keterangan. Bahwa berdasarkan informasi ibu Korban, saksi yang melihat kejadian antara lain, Assa alamat Desa Karanggeneng RT 04 RW 012.

Tika alamat Desa Ketawang RT 01 RW 03 Desa Karanggeneng (1 RT sama Almarhumah Anak saya)3.Zeze alamat Dsn Ketawang RT 01 RW 03 Desa Karanggeneng (1 RT sama Almarhumah Anak saya)4.Farah Desa MertaniBahwa info yang beredar korban jatuh sendiri, hal ini diduga dikarenakan pelaku yang ngebully korban adalah cucu nya dari mantan guru SDN tersebut .

“Korban akhirnya melakukan pengaduan di KOMNAS PERLINDUNGAN ANAK JAWA TIMUR pada 27 April 2024. Selanjutnya melakukan pendampingan keluarga korban dan melapor di Polres Lamongan, Pada Hari Kamis 2 Mei 2024, No. LP-B/137/V/2024 /SPKT/ POLRES LAMONGAN/ POLDA JAWA TIMUR Dari pihak Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur, meminta kepada penyidik agar selain yang di duga pelaku, pihak sekolah juga turut sebagai pihak terlapor, sesuai dengan UUPA, bahwa sekolah turut bertanggung jawab jika tindakan yang mengakibatkan korban terjadi di lingkungan sekolah.

HARIFIN

Share.

About Author

Leave A Reply