RadarOnline.id, PEMATANGSIANTAR – Pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi pembelajaran bagi anak selama pandemi Covid-19 dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan. Hal ini juga tidak terlepas pada pembelajaran siswa di semua jenjang pendidikan di dunia. Salah satunya siswa Taman Kanak-kanak (TK).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar melalui Kasi Pembinaan PTK SMP, Jalatua Hasugian. Ia mengatakan proses pembelajaran yang mestinya dilaksanakan secara tatap muka sekarang berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh atau daring.
“Sebelumnya, sekolah TK ini banyak peminatnya. Alhasil, pemerintah Kota Pematangsiantar pun telah menambah 5 lagi sekolah TK. Namun, akibat pandemi, orang tua kurang berminat mendaftarkan anaknya akibat pembelajarannya secara daring,”katanya, Rabu (28/7/21).
Dia menjelaskan, Khusus untuk Sekolah di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) seharusnya pembelajaran dilakukan melalui sistem secara langsung, hal ini dilakukan mengingat anak TK dalam pembelajaran masih membutuhkan pendampingan dari guru-gurunya masing-masing.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19 memang berdampak pada anak. Semua kini terpaku di depan layar ponsel maupun laptop. Riuh suasana kelas itu mendadak sunyi akibat pandemi Covid-19.
“Sulit membuat para murid TK berminat interaksi daring. Mereka lebih cepat bosan dan justru meninggalkan pelajaran. Tidak mudah memang menjalani proses belajar dengan cara ini,”jelas dia.
Menjalani proses belajar tatap muka via virtual selama pandemi Covid-19. Kata Jalatua, hanya sedikit orang tua siswa ikut mendampingi. Menemani para anak agar mau ikut belajar. Sedangkan sebagian lagi, tidak mengerti atau sibuk dengan bekerja.
Para orang tua merasa pembelajaran daring tidak cukup efektif. Beberapa materi ajar tidak dapat tersampaikan dengan baik menurut mereka.
“Di tengah pandemi yang masih terjadi, kita semua harus terus waspada dan memprioritaskan kesehatan warga sekolah.
Cara paling aman adalah tetap menerapkan PJJ. Apalagi pandemi di Kota Pematangsiantar masih mengkhawatirkan,” pungkas Jalatua.
Model PJJ terpaksa dilakukan, meski sebenarnya membawa dampak yang kurang baik bagi keberlangsungan pendidikan secara nasional. Menurutnya secara psikologis anak-anak khususnya di usia pemula memerlukan pendidikan langsung dari gurunya.
“Ini adalah cara terbaik untuk melindungi para siswa dari paparan Covid-19. Maka dari itu perlu pendampingan khusus orang tua selama belajar dari rumah. Agar memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya,” jelas Jalatua. (Toni Tambunan)