RadarOnline.id, JAKARTA – Budi Akhmad, ayah Yudha Arfandi Terdakwa kasus meninggalnya Dante angkat bicara.
Sebelum angkat bicara Budi mengucapkan duka cita atas meninggalnya Dante.
“Sekali lagi saya mengucapkan Turut Berdukacita atas meninggalnya Dante,” ucap Budi kepada wartawan.
Budi mengatakan selama perjalanan sidang dari awal hingga Tuntutan selalu diam bukan tanpa alasan. Dia pun menceritakan alesannya selama ini dan keluarga selalu diam.
“Jadi memang selama ini saya diam, dan keluarga saya pun saya suruh diam. Saya diam karena saya tidak mau mendahului Tuhan dan Majelis Hakim, itu saja alasan saya,” cerita Budi.
Budi pun menyebut mau liat berdasarkan fakta-fakta persidangan. “Saya mau fakta-fakta terbuka dulu setelah itu bagaimana tuntutannya bagaimana putusannya,” tambahnya.
Dia pun kembali menegaskan tidak mau mendahului Tuhan dan Majelis Hakim. “Selama ini saya diam karena saya tidak mau mendahului Yang Kuasa dan Majelis Hakim yang mengadili perkara anak saya,” tegasnya.
Budi menepis isu yang beredar bahwa Keluarga Yudha disebut sebagai arogan. “Saya tidak arogan, saya langsung memerintahkan kepada keluarga saya untuk tidak menyerang keluarga Tamara. Ga ada itu, wong saya diam kok dibilang Arogan,” ujarnya.
“Malahan ada kejadian di pengadilan, setelah sidang ahli forensik, itu Tamara tidak ada, Angger Dimas tidak datang, sebagian JPU tidak hadir. Kalau sidang saksi menguntungkan JPU hadir lengkap, tetapi ketika tidak menguntungkan JPU yang hadir cuma dua, tiga. Dan tidak memberikan pernyataan atau memberikan pertanyaan kadang kadang,” beber Budi Akhmad.
“Yang arogan itu justru, ketika sidang ahli forensik selesai, itu tim PH saya diwawancara. Anak saya berdiri disampingnya ikut ditanya. Nah saya melihat Angger Dimas itu datang bersama orang tuanya, langsung menuju ke depan. Di depan tiba tiba Angger Dimas turun dari mobil sambil tepuk tangan sambil berucap hebat ya, hebat ya, anak saya mati loh itu kata Angger Dimas. Tetapi itu tidak ada diberita, yang diberitakan tentang anak saya begini, begini ga ada itu. Dan pada saat itu ingat Angger Dimas tidak berada dalam ruang sidang, dia datang setelah sidang selesai,” pungkasnya.
“Dia datang dengan kamera seperti orang syuting film, seperti orang bikin sinetron, dia turun langsung disyuting. Sampai sampai ketika itu, kakak saya mengingatkan kepada orang tua Angger Dimas mengatakan, pak sudahlah pak, kita sudah tua tua, ga usah ribut. Eh kakak saya dibilang sama orang tuanya Angger Dimas. Monyong lu. Coba etikanya sebagai orang tua gimana,” lanjutnya.
“Entah apa maksudnya, turun dari mobil, parkir mobil di depan, jalan ke belakang maksudnya apa gitu loh, kan mencari keributan. Tapi saya sekali lagi menahan, menahan kepada seluruh pihak keluarga saya jangan terpancing, jangan terpancing. Tidak ada kontak fisik itu seperti yang diucapkan Angger Dimas itu. Tidak ada itu, bohong, jangan gitu lah,” paparnya
“Kasihlah masyarakat itu beerita-berita yang adem kita menunggu fakta hukum. Saya diam karena saya tidak mendahului Tuhan,” tutupnya. (Restu)