RadarOnline.id, PEMATANGSIANTAR – Demi mencanangkan Program Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi gerakan Menanam Cabai, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara pun tidak mau ketinggalan.
Untuk itu, Cabang dinas (Cabdis) Siantar menyerukan kepada seluruh pelajar dan satuan pendidikan untuk bersama-sama menanam cabai di sekolah dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada dilingkungan sekolah.
Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Siantar, James Andohar Siahaan mengatakan dengan adanya gerakan tersebut produksi cabai merah di daerah ini bisa menekan angka inflasi di Sumatera Utara.
” Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumut bersama Dinas Pendidikan bersinergi untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan dan inflasi melalui gerakan tanam cabai sesuai instruksi dari Gubernur Edy Rahmayadi,” ujarnya, Selasa (4/10/22).
James menjelaskan, kegiatan tersebut dalam rangka mengantisipasi kemungkinan adanya krisis pangan yang diprediksi berbagai pihak di antaranya seperti kekurangan pasokan bawang merah, cabai merah dan cabai rawit. Melambungnya harga cabai di pasaran tak lepas dari kurangnya pasokan dan jalur distribusi yang panjang.
Maka dari itu, sambung dia, melalui gerakan tanam cabai di sekolah atau “Chili Goes to School” mendorong sekolah – sekolah mengoptimalkan lahan dengan menanam beragam tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk tanam cabai. Kalau sekolah yang lahannya minim, Cabdis Siantar arahkan sekolah tersebut menanamnya menggunakan polibek.
“Gerakan tanam cabai ini akan terintegrasi dengan pola pendidikan berkarakter. Tetap fokus mendidik anak-anak. Selain belajar mengenai cara menanam, pelajar nantinya akan diberi pengarahan mengenai perawatan, panen hingga penjualan. Pelajar tetap dalam pendampingan,” papar dia.
“Kita memanfaatkan lahan kosong, sembari sebagai influencer kepada anak-anak bahwa Dinas Pendidikan juga mampu dalam hal berperan menetralkan harga-harga pada bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat,” tambah James.
Ini merupakan program dari Gubernur Sumatra Utara, sebut James. Pihaknya dari Cabang Dinas mendukung dengan membuat kontroling dan laporan rutin sampai nanti ini bisa menghasilkan di tiga bulan ke depan.
Selain itu, katanya, pihak sekolah-sekolah juga membuat report atau laporan setiap bulan tentang perkembangan dan kendala-kendala dalam perawatan pada penanaman cabai tersebut. Laporan terakhir yang di dapatkannya dan melihat langsung ke lapangan bahwa antusiasme daripada anak-anak dan seluruh guru dalam mendukung program ini sangat luar biasa.
“Tiga sampai empat bulan ke depan harapannya target nya Pak Kadis itu, Dinas pendidikan ini berkontribusi dalam menetralkan kebutuhan akan harga cabai di Sumatra Utara. Apalagi menjelang Natal dan tahun baru nanti, harga kebutuhan pokok mulai meningkat. Salah satunya mahalnya harga cabai yang selalu menjadi problem di tengah masyarakat,” sebut dia.
Jadi multifungsi dari Dinas Pendidikan selain mendidik anak-anak juga bisa berperan dalam membantu perekonomian masyarakat.
Bicara tentang hasilnya, sebut James, tentunya akan dilepaskan kepada masyarakat. Kalau panen cabai meningkat maka yang pertama kali diuntungkan adalah masyarakat. Dimana stok melimpah, otomatis harga akan netral ataupun tidak mengalami peningkatan sama sekali.
“Feedback nya pasti pada sekolah masing-masing. Dimana keuntungan dari penjualan hasil cabai tersebut akan masuk kas setiap satuan pendidikan. Dan sebagian akan diberikan kepada guru-guru disekolah masing-masing,” katanya.
Meski begitu, kata James, dari segi kekurangannya, pasti ada. Pasalnya, melakukan program Gerakan Menanam cabai ini dilakukan secara otodidak. Artinya tidak ada ilmu khusus dilakukan sebelum melaksanakan program ini. Bagaimana pun, pihak sekolah-sekolah bukanlah ahlinya. Namun, terkecuali sekolah-sekolah kejuruan yang khusus seperti pertanian.
“Saya pribadi sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan sekolah-sekolah tersebut. Untuk seluruhnya, Kurang lebih ada 3 hektare lahan yang digunakan Cabdis Siantar untuk melaksanakan program ini. Dan semua sudah kami, laporkan langsung ke Kadis Pendidikan Provinsi Sumatra Utara,” tutupnya. (Toni Tambunan)