Keterangan gambar: dari kirike kanan: Agus, Eko dan Koharudin, Rusunawa Penjaringan, Selasa (19/7/2022).
RadarOnline.id, JAKARTA – Kordinator Lapangan (Korlap) Satpam Rusun Penjaringan, Jakarta Utara A. Koharudin membantah pernyataan Ketua RW 06, Surya Darma (Ketua RW Rusun) di media pada edis 18 Juli 2022, yang mendiskreditkan anak buahnya.
” Saya dan anak buah saya tidak pernah dikonfirmasi terkait adanya insiden yang disebutkan pak Surya Darma itu. Dan anak buah saya tidak pernah melarang warga untuk masuk rusun apalagi bapak Hasan Basri Umar anggota DPRD DKI, hanya saja semua harus melalui pintu masuk dan tentunya Tim keamanan sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam penerimaan tamu,” ujar A. Koharudin kepada media ini di Rusun, Selasa (19/7/2022) malam.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran Hasan Basri Umar (HBU) ke Rusun Penjaringan hari Sabtu 9 Juli 2022, pukul 13.00 tidak pernah ditolak dan diterima dengan baik. Hanya saja sesuai peraturan yang sudah baku bahwa parkir ada pada sisi kiri dan sisi kana pintu masuk Rusun. “Kalau ada tamu pejabat yang datang selalu berkoordinasi dengan Satpam. Jadi satpam bisa menempatkan sitamu pada parkir khusus tamu viv. Jadi jika tidak ada pemberitahuan maka sitamu akan parkir di sisi kiri atau sisi kanan parkiran. Menurut kami tidak ada insiden saat itu dan fakta nya Pak Hasan Basri Umar masuk juga ke parkiran VIV, dan menurut kami tidak insiden,” tegas A. Koharudin.
Sementara Satpam Yantoni Eko K dan Agus Subakir yang bertugas saat itu mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya tamu ketua RW. “Kita membuka gerbang masuk dan kita persilah pilih parkir di kiri atau kanan. Kemudian mereka berhenti di jalan tengah memuju parkiran khusus. Tapi kita bilang: silahkan parkir dikiri atau sebelah kanan. Setelah itu kita tinggalkan dengan maksud kembali ke pos. Eh, tiba-tiba sipenumpang mobil itu turun dari mobil dan menymapari saya dengan perkataan: saya anggota dewan! Nanti saya bilang kepala Dinas, saya pecat kamu! Mendengar kata pecat itu pak saya langsung darting juga. Saya bilang: ini nama saya, pecat, pecat saja,” ujar Eko kepada anggota dewan itu dengan nada emosi.
Eko dan Agus mengatakan bahwa perkataan pecat itu tidak punya dasar. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ada topan. “Kita ini apa Pak, hanya rakyat jelata yang butuh makan saja tidak lebih. Tanpa ada sebab tiba-tiba ada orang yang tidak kita kenal berkata demikian kan menistakan sekali. Orang yang bersalah saja masih ada pembelaan sebelum dipecat, kok ini datang yang tidak kita kenal lalu mau memecat, kan bingung pak,” ujar Eko dan Agus yang didampingi Korlapnya A. Koharudin.
Koharudin menambahkan dan menyampaikan keheranannya atas adanya pemberitaan tersebut. “Saya heran, apa motivasi dari pak Surya Darma membuat berita tersebut? Peristiwa tgl 9 Juli dan diberitakan tgl 19 Juli. Apa tujuannya? Apakah itu atas permintaan bapak anggota dewan DPRD DKI itu? Untuk apa? Kan kita yang memilih pak Hasan Basri Umar? Caba bapak wartawan sajalah yang menterjemahkan,” ucap Koharudin.
“Tolong pak! Kami tidak merasakan adanya insiden dan melarang masuk. Setelah kita dibentak kita tinggalkan dan kita masuk pos. Dan yang mengherankan kok Pak Ketua RW membuat berita. Pemberitaan nya juga sepihak. Isi beritanya hanya penyataan Ketua RW. Yang mengetahui adanya peristiwa kan kami? Bukan ketua RW ” tambah Eko dan Agus.
A. Koharudin, Agus dan Eko membantah pernyataan Surya Darma dan Hasan Basri Umar terkait menghantarkan Kurban. “Tidak ada membawa apa-apa saat itu. Hanya mereka berdua didalam mobil nya. Berani sekali anggota dewan berbohong sama rakyat?” Tegas Koharudin.
Sebelumnya ada berita yang berjudul: Ketua RW 06 Penjaringan Sesalkan Insiden Penolakan Hasan Basri Umar Oleh Security Rusunawa Penjaringan edisi 19 Juli 2022.
Ketua RW 06 Penjaringan Surya Darma yang menyaksikan sendiri saat aksi insiden penolakan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Nasdem Hasan Basri Umar oleh pihak Security Rusunawa Penjaringan, mengaku heran dengan tingkah laku Security PJLP Rusunawa Penjaringan dan sangat menyesalkan terjadinya insiden tersebut.
Padahal, menurutnya kedatangan HBU panggilan akrab Hasan Basri Umar ke Rusunawa Penjaringan untuk menyerahkan bantuan hewan kurban ke Masjid At-Taqwa kepada warga.
“Pada pukul 13.09 Wib, saya ditelepon stafnya pak HBU bahwa Hasan Basri Umar sudah tiba dilokasi dan dilarang masuk oleh Security. Pas saya tiba dilokasi pak HBU sudah turun dari mobil dan sudah membuka jaketnya serta sudah mengeluarkan Kartu Tanda Anggota (KTA) nya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta namun masih juga dilarang masuk,” kata Surya saat ditemui di gedung DPRD DKI Fraksi Nasdem lantai 5 Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).
Surya menuturkan jika pihak Security mengatakan dengan alasan siapapun tidak boleh masuk ke wilayah tersebut.
“Padahal, sebelumnya Walikota Jakarta Utara dan Kapolsek Penjaringan bersama dengan kami boleh masuk ke Rusunawa tersebut,” terang dia.
Sementara, lanjut Surya kedatangan Hasan Basri Umar ke Rusunawa Penjaringan hanya ingin mengantarkan hewan kurban. “Ada dua orang Security yang melarang pak HBU masuk saat itu, padahal Security tersebut merupakan pekerja dari Dinas Perumahan”.
Selaku Ketua RW 06 Penjaringan Surya Darma, berharap agar Security Rusunawa Penjaringan bisa bersikap profesional. Menurut dia, Security sebagai pelayan dan siapapun harus dilayani dengan baik.
“Apalagi ini seorang anggota dewan DPRD DKI Jakarta, pak HBU datang dengan niat baik kenapa harus dilarang,” keluhnya.
Kedepannya, Surya meminta Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Sarjoko dan Kepala UPRS Rusunawa Penjaringan agar bisa menertibkan anggota PJLP Security.
“Kepala Dinas Perumahan dan Kepala UPRS Rusunawa Penjaringan tolong tekankan kepada Security agar memberikan pelayanan yang lebih baik lagi khususnya di Rusunawa Penjaringan,” pinta Surya.
Sementara Hasan Basri Umar (HBU) saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. HBU mengatakan pertemuan pada hari ini Senin 18 Juli 2022 dengan Dinas Perumahan di kantor DPRD DKI Jakarta Fraksi Nasdem lantai 5 Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat berkaitan dengan kejadian pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022 lalu.
“Jadi pada saat itu saya masuk ke Rusunawa Penjaringan dan menanyakan kepada Security boleh saya masuk kedalam dekat Mesjid Masjid At Taqwa dan ternyata saya dilarang masuk,” beber HBU.
Karena dilarang masuk, HBU memberi tau ke Security jika dirinya adalah seorang Wakil Rakyat dari DPRD DKI Jakarta.
“Saya bilang saya dari DPRD DKI dan hanya mau mendrop dulu hewan kurban kedalam setelah itu mobil saya keluar. Namun pihak Security tetap dengan pendiriannya tidak memperbolehkan saya masuk,” ungkap anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B ini.
Lanjutnya, lalu saya tanyakan kenapa ada mobil Kapolsek bisa masuk, dan ada mobil pejabat dari kecamatan serta walikota bisa masuk.
“Saya minta drop saja tidak bisa. Pokoknya tidak bisa, karena yang berkuasa disini saya dan tidak bisa. Kalau bapak tidak senang catat nama saya dan laporkan ke atasan, kata Security nya,” tutur pria kelahiran Tidore Maluku Utara ini.
Ternyata, tambah HBU warga rusun yang mengetahui jika saya ditolak masuk, mereka mulai berdatangan dan membuka penghalang jalan masuk ke Rusunawa Penjaringan.
“Melihat warga ramai berdatangan dan meminta saya masuk lantas Security itu hanya bisa diam. Dan setelah saya menyerahkan hewan kurban dan kembali, kemudian saya telepon Kepala Dinas Perumahan, karena saya melihat mobil saya di foto-foto dan saya suruh bicara dengan Danru nya dan mereka minta maaf,” beber HBU.
“Saya anggap itu sudah selesai tapi saya masih penasaran karena seorang PJLP pegawai kontrak melarang saya masuk diperlakukan dengan tidak sopan. Anggota dewan saja diperlakukan seperti itu bagaimana dengan masyarakat biasa,” tambah dia.
Untuk mencegah kejadian ini terulang kembali, kata HBU maka itu kita panggil Kepala Dinas Perumahan dan jajarannya termasuk Kepala UPRS Rusunawa Penjaringan ternyata pelayanan dibawah seperti itu.
“Oleh sebab itu saya meminta agar Security nya dirolling. Jangan sampai nanti saya kunjungan reses disana dan Security masih seperti itu takut kembali terjadi salah paham,” imbuhnya.
Thomson