RadarOnline.id, JAKARTA – Dirjen Aplikasi Informatika, Kemeninfo, Semuel A. Pangarepan menyebutkan pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju ditengah pandemi memaksa semua pihak untuk lebih cakap digital.
Dikatakannya bahwa perkembangan digital yang semakin maju tersebut perlu dimanfaatkan secara bijak, cerdas agar semua dapat maju, cerdas, dan sukses dengan digital.
Demikian disampaikan Samuel webinar Ngobrol Bareng Legislator yang diselenggarakan oleh APTIKA Kominfo dan DPR RI, dengan tema ‘Indahnya Berdakwah di Media Sosial’.
Menurut Samuel, bahwa untuk mewujudkan Indonesia makin cakap digital, Kementerian Kominfo sedang berusaha untuk mengkoneksikan seluruh wilayah agar semakin mampu terkoneksi dan memanfaatkan digital.
” Dalam memanfaatkan digital tentunya dituntut untuk paham akan digital atau yang sering disebut dengan cakap digital,” ucapnya, Jumat, 15 Juli 2022.
Pada kesempatan yang sama Anggota Komisi I DPR, Sukamta menyampaikan bahwa hari ini internet menjadi sebuah realitas yang tidak bisa terpisahkan dengan dunia nyata.
Dulu dunia digital seperti alam ghoib, tapi kini menjadi realitas. Kadang untuk sebagian orang, hidupnya berada dalam dunia maya atau online separohnya nyata.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet sampai dengan Juni 2022 sebanyak 210 juta atau naik 35 juta dibandingkan sebelum pandemi.
“Ini artinya internet menjadi sarana yang semakin melekat dalam masyarakat. Oleh karena itu menjadi sebuah keharusan agar menebar pesan kebaikan dalam kanal digital,” ucapnya.
Dengan data pengguna internet yang mencapai 210 juta tersebut tentunya dapat menimbulkan permasalahan dan tantangan, mulai dari konten negatif, kabar bohong atau hoaks, paham esktrim, penipuan dan lain sebagainya.
“Permasalahan dan tantangan tersebut tentu harus diimbangi dengan berbagai konten positif dan pesan kebaikan baik oleh masyarakat itu sendiri melalui pendakwah atau dai termasuk pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu pendakwah dan penulis, Ustaz Salim A Fillah mengatakan sebagai seorang muslim jika beragama Islam, tentu perlunya menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar dalam setiap kesempatan.
Ibarat sebuah kapal ketika ada satu orang yang melubangi kapal tersebut tentunya semua orang akan menerima konsekuensinya tenggelam. Meskipun yang lainya tidak melakukan.
“Dakwah itu bukan hanya ceramah atau pidato pidato akan tetapi setiap pesan kebaikan yang menjadi keharusan setiap muslim baik melalui teks atau gambar, itulah dakwah,” tuturnya.
Artinya ketika tidak mampu mencegah kemungkaran di dunia digital adalah dengan tidak ikut serta menyampaikan pesan yang tidak baik. Atau istilah lainnya adalah saring sebelum sharing.
“Sebagai masyarakat kita tentunya harus melek digital, sadar digital, paham digital dengan memenuhi pesan pesan kebaikan di dunia digital,” tegasnya.
Masih menurut pendakwah asal Yogyakarta ini menjelaskan bagaimana berdakwah secara indah dalam dunia digital sehingga mampu menebar pesan positif dan kebaikan.
“Tiga prinsip penting agar berdakwah indah bagi setiap muslim yakni adalah pemetaan, pemberdayaan. Bahwa pengguna internet yang bervariasi dan berbeda latar belakang tentu harus disikapi pendakwah itu sendiri. Peralihan generasi non digital ke dunia digital maka perlunya literasi digital itu sendiri, ” paparnya.
Lanjut Ustaz Salim, berikutnya adalah bagaimana pendakwah pendakwah mampu memberdayakan masyarakat atau auden itu sendiri agar terlibat langsung dalam pesan pesan kebaikan. Ketimbang ceramah atau pidato maka perlu disiasati oleh para Asatidz – Asatidz memberdayakan masyarakat terlibat dalam dakwahnya.
“Mari bersama sama kita melek secara digital dan menebar pesan- pesan kebaikan dikanal-kanal digital baik itu di WhatsApp Grup atau media sosial lainya. Dan gunakan konten digital secara positif, ” tutupnya.
(Edison)