RadarOnline.id, BONDOWOSO – Proses Program Pembangunan Sarana dan Prasaran Air Bersih di Desa Sempol Kecamatan Ijen tahun 2018 lalu dinilai banyak yang janggal. Mulai dari proses perencanaan sampai dengan proses pencairan. Hal itu dikatakan oleh pemerhati korupsi, Direktur Eksekutif Jack Center, Agus Jack.
Agus mengatakan, setelah kasus mencuat di media sosial, Agus berupaya menggali informasi. Tentang pelaksanaan program pembangunan yang menghabiskan anggaran sekira 1, 1 Miliar itu. Hasil informasi yang dihimpun, program pembangunan itu ditengarai tidak dilakukan serah terima ke 2 atau ST 2.
“Hasil serap informasi yang kami lakukan dari internal Dinas Pelaksana kegiatan. Pogram pembangunan itu diduga tidak pernah dilakukan ST 2. Jadi, banyak kejanggalan, terutama masalah proses pencairan atas program pembangunan yang kami tengarai gagal konstruksi itu,” kata Agus, Kamis, (24/9).
Menurut Agus, meskipun keterangan yang dia terima tidak secara tertulis. Namun, informasi itu bakal dijadikan dasar untuk melaporkan ke lembaga yudikatif, untuk segera diproses kemeja hijau.
“Kita akan meminta kepada penegak hukum untuk melakukan penyelidikan sebagaimana mestinya,” ujar Agus.
KONSPIRASI
Agus menduga, ada kesepakatan jahat antara pelaksana kegiatan sebagai pemenang tender dengan oknum di intenal Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Sehingga, terjadi proses pencairan terakhir setelah pelaksanaan kegiatan selesai dikerjakan.
“Dasar pencairan termin terakhir itu apa, ketika program pembangunan itu tidak ada ST 2. Kami menduga, ini terjadi persekongkolan antara pihak – pihak,” terangnya.
Selain masalah pencairan, Agus mempertanyakan status hukum sebuah kegiatan program pembangunan, ketika tidak dilakukan ST 2.
“Bagaimana status atau legalitas hukum sebuah kegiatan Pemerintah. Jika tidak ada serah terima yang ke dua. Nah, ini dasar kami nanti untuk menyeret para pelaku ke pengadilan,” jelasnya.
Informasi yang disampaikan oleh Warga sekitar Kawah Wurung, program Pembangunan Sarana dan Prasaran Air Bersih di Desa Sempol Kecamatan Ijen pada tahun 2018 lalu tidak berhasil untuk mengalirkan air dari Gunung Ranti. Air yang disalurkan ke tandon Destinasi Wisata merupakan aliran air yang biasa digunakan oleh warga untuk bercocok tanam.
SHODIQ