RadarOnline.id, JAKARTA – Narapidana (Napi) atau nama halusnya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Klas IIA Jakarta, hasilkan kerajinan tangan bernilai tinggi dengan harga jual mencapai jutaan rupiah.
Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta yang berada di Cipinang, Jakarta Timur yang di pimpin Kalapas Oga G. Darmawan itu dapat menghasilkan karya seni kerajinan tangan selama selama pandemi COVID-19.
” Karya ini kita buat di dalam penjara. Selama COVID-19 sejak Maret sampai sekarang, membuat kita lebih produktif selama menjalani masa tahanan,” kata salah satu warga binaan, Erik Ardian (25), di Lapas Narkotika Cipinang, Jumat (4/9) siang.
Pria yang terjerat hukum penyalahgunaan narkoba sejak 2018 itu memiliki kemampuan memintal benang menjadi karya kerajinan tangan kaligrafi bernilai jutaan rupiah.
Salah satunya adalah kaligrafi yang dibuat menggunakan pintalan benang pada kerangka yang dibuat dengan rangkaian paku kecil.
“Lama pekerjaan tergantung model, paling lama sepekan untuk bentuk paling rumit,” katanya.
Erik menyebutkan salah satu karyanya bersama seorang rekan warga binaan bernama Dedi (44) berhasil terjual Rp1 juta hingga Rp2,5 juta per bingkai.
“Pernah dibeli sama Pak Yasonna Laoly pada tahun lalu Rp1 jutaan. Ada juga yang dipasarkan via Koperasi Lapas Cipinang Jeera sampai Rp2,5 juta,” katanya.
Saat ini Erik sedang mencoba membuat miniatur monas dan rumah gadang yang saat ini prosesnya masih dalam bentuk kerangka.
Selama pandemi COVID-19, Erik dan Dedi berhasil membuat 12 karya kaligrafi dari balik penjara yang kini dipasarkan melalui koperasi ke pasaran.
Uang hasil transaksi pembelian produk tersebut digunakan untuk pengadaan modal serta pembayaran pajak kepada negara.
Kelapas Narkotika Kelas IIA Jakarta, Oga G. Darmawan, mengatakan produk yang dihasilkan Erik dan rekanya merupakan salah satu klaster pembinaan kemandirian yang difasilitasi lapas bersama otoritas terkait di Jakarta.
“Ada banyak pelatihan kemandirian bagi warga binaan, seperti beternak, memperbaiki AC, barista, konveksi, berseni musik dan sebagainya,” katanya.
Oga menambahkan kemandirian WBP disalurkan melalui Koperasi Jeera yang kini tersebar di sejumlah kawasan di Jakarta di antaranya berada di kawasan wisata Kota Tua, dan Taman Senopati.
“Bentuknya kafe. Produk warga binaan ini kita pamerkan di sana dan bahkan keterampilan mereka akan kita rekrut sebagai pegawai di Jeera selepas mereka bebas,” katanya.
Pada hari itu, diadakan juga panggung hiburan untuk menghibur warga binaan. “Karena kunjungan keluarga ditiadakan selama Pandemi Covid-19, maka kita adakan panggung hiburan. Dan panggung hiburan ini dapat juga membangun imun sehingga WBP dapat terus berkarya,” pungkas Kalapas Oga Darmawan.
THOMSON