RadarOnline.id, BOJONEGORO – Bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bojonegoro, Dandim 0813 Letkol Inf Bambang Hariyanto, turut mendampingi kunjungan kerja Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa MSi., bersilaturahmi bersama Komunitas Sedulur Sikep Samin di Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Minggu (23/2).
Turut hadir dalam kunjungan yang sekaligus dilakukan penyerahan Piagam Penghargaan ‘Sedulur Sikep Samin’ sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, diantaranya Sekda Provinsi Jatim, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Jatim, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Dinas PMD Jatim, Bupati dan Kapolres Bojonegoro, Ketua DPRD Bojonegoro, Sekda Bojonegoro, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Kepala OPD dilingkup Pemkab Bojonegoro, serta Forkopimca dan masyarakat Margomulyo.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pemberian santunan anak yatim, yang dilanjutkan dengan Pengukuhan Keluarga Sikep Samin oleh Mbah Hardjo Kardi selaku sesepuh masyarakat Samin kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Kemudian dilanjut penyerahan sertifikat Ajaran Samin Surosentiko Bojonegoro sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), serta penyerahan PKH Plus, Bantuan Keuangan Khusus, program Jatim Puspa tahun 2020, serta penyerahan bantuan mesin tenun dan alat pertanian.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang diberikan kepada Bojonegoro adalah ajaran yang luhur Samin Surosentiko.
“Dari ajaran 5 pitutur, ada satu yang bisa diterapkan dalam masalah ini yaitu ‘Jo Waton Omong, Omong Sing Nganggo Waton’ ini maknanya dalam. Yakni ‘Jangan Asal Berbicara, Kalau Berbicara Harus Yang Bermakna’, bukan asal ngomong doang,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, menyampaikan bahwa di jaman penjajahan, ada strategi untuk melawan penjajah yang akan meminta upeti. Yaitu jika berjalan dari belakang, ketika ditanya penjajah hendak kemana, maka dijawab ke depan. Begitupun sebaliknya.
“Strategi seperti itu, terbukti mampu membuat penjajah pergi. Karena masyarakat Samin tidak sudi memberikan upeti kepada penjajah,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan ‘Panen Raya Jagung’ yang ditanam oleh Masyarakat Samin di lahan Perhutani dipinggir desa setempat. Usai pelaksanaan panen raya jagung, Gubernur Jatim bersama rombongan ramah tamah dikediaman Mbah Hardjo Kardi. Dalam ramah tamah ini, ada hiburan Wayang Thengul.
RED