Bantuan Sumber Air Diputus, Warga Diminta Siapkan Anggaran

Pinterest LinkedIn Tumblr +

RadarOnline.id, BONDOWOSO – Warga Desa Cangkring Kecamatan Prajekan merasa geram dengan keputusan Pengurus Pamsimas, melakukan pemutusan air secara sepihak. Kejadian itu berlangsung seminggu, sejak Pengurus melaksanakan proyek baru Pamsimas.

Salah satu warga Desa Cangkring, Maryama (50) mengatakan, sekira dua tahun lamanya warga Desa Cangkring menggunakan air bor. Bantuan dari Pemerintah Daerah yang menggunakan tenaga surya. Bantuan air itu mampu mencukupi hampir separuh kebutuhan Warga di Desa Cangkring.

Dewasa ini warga mulai kebingungan mencari air untuk kebutuhan hidup. Setelah paralon yang menjadi pengantar air dipotong. Bahkan, mereka harus numpang ke Desa sebelah untuk mendapatkan air.

” Sejak sumber air itu diputus, kami bingung harus mandi dimana. Terpaksa, kami numpang kerumah warga yang memiliki sumur sendiri,” kata Maryama dilokasi sumur bor, Minggu (17/1).

Menurut Maryama, meskipun bantuan air bertenaga surya hanya bisa berfungsi pada siang hari, sumber itu dinilai telah mampu mencukupi kebutuhan air sehari – hari. Kendala itu pernah dibahas oleh Mantan Kepala Desa untuk bisa memfungsikan sumber air pada malam hari, dengan menggunakan bantuan aki mobil.

“Dulu, mantan Kepala Desa, Almarhum berjanji akan memfungsikan air pada malam hari. Dengan menggunakan bantuan batre, aki mobil. Ternyata, saat ini pengurus Pamsimas malah membuat sumur bor baru,” ujarnya.

Diterangkannya, pengurus Pamsimas menyebut harga sebesar 300 ribu. Bagi Warga yang ingin kembali menikmati air dari sumur bantuan itu. Patokan itu menuai penolakan Warga yang telah terbiasa menikmati air sumur bor secara gratis.

Ditempat yang sama, Koordinator bersama Sekretaris Pamsimas, Saiful dan Mukid yang menemui Radaronline.id, dilokasi sumur bor, menyangkal telah memutuskan air secara pihak. Menurut dia, sebelum membuka paralon mata air, Pengurus telah memberitahukan kepada Warga jika akan ada pemutusan sumber air.

“Sebelum kami melakukan pemutusan, kami sudah menyampaikan kepada Warga,” kilahnya.

Selain memutus sumber mata air, pengurus mengakui telah mengganti sumbersible (Sibel) alat yang menjadi pendorong mata air pada sumur bor bertenaga surya.  Alasan pengurus,mengganti Sibel sumur bor bertenaga surya, ingin memperbesar daya sedot air di Proyek Pamsimas.

“Kami mengganti sibel dengan yang baru. Kekuatan sibel yang lama, di sumur bor tenaga surya, tiap detik hanya mampu setengah liter. Sedangkan yang di Pamsimas ini, tiap detik mampu menyedot 2,5 liter,” terang Mukid.

Mukid juga memaparkan uang 300 ribu yang diwajibkan kepada warga yang ingin kembali menikmati sumber air. Uang itu akan digunakan untuk peralatan pada saat pemasangan. Seperti, paralon dan water meter disetiap rumah.

“Uang itu, akan kami gunakan untuk pembelian peralatan kerumah Warga yang mendaftarkan diri. Selengkapnya itu sekira 300 ribu. Untuk kewajiban perbulan, masih mau kami rapatkan,” terangnya.

Pengurus mengaku akan memperbaiki lagi sumber mata air bertenaga surya. Setelah proyek Pamsimas yang bersebelah langsung selesai digarap. Tenaga surya direncanakan, akan digunakan pada siang hari. Sedangkan, proyek Pamsimas akan difungsikan pada malam hari.

SHODIQ

Share.

About Author

Leave A Reply