RadarOnline.id, TANGERANG SELATAN – Proyek Hutan Kota Jombang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dibiayai dari APBD Tangsel tahun 2019 diduga banyak masalah. Salah satunya adalah masalah masa kontrak yang telah berakhir, tetapi proyek belum juga rampung hingga pekan ke-3 bulan Januari 2020.
Pada kondisi itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari proyek tersebut terkesan tidak bernyali untuk mengambil tindakan penghentian pekerjaan (cut off) ketika masa kontrak telah habis, dan tahun anggaran berjalan juga berakhir.
Pantauan radaronline.id atas proyek berjudul “Pembangunan Prasarana dan Sarana Bantaran Kali Mati Jombang – Kali Cibenda Hilir” bernilai kontrak Rp 19.807.000.000,- tersebut, Kamis (16/1) beberapa jenis pekerjaan belum selesai dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang terpantau belum rampung dan masih dikerjakan adalah jembatan, pengecatan pagar, toilet, rumah pohon, ornamen dan sejumlah pekerjaan landscape taman.
Pada pekerjaan sungai terpantau bekisting multipleks tembok cor beton di titik pertemuan sungai belum dibuka. Tampak juga bahwa pekerjaan tembok beton itu dikerjakan asal jadi. Pasalnya, ketebalan beton terlihat tidak sama dan berkelok-kelok. Bahkan di titik tertentu, besi tulangannya tidak terselimuti beton cor.
Tak hanya itu, pekerjaan drainase juga diduga belum semua terlaksana. Salah satunya di jalan menuju SMK. Puluhan unit precast U-Ditch masih teronggok di lahan milik warga. Saluran di sisi luar badan jalan masih pada kondisi eksisting.
Diduga karena mengejar waktu dan untuk meminimalisir denda keterlambatan, proyek yang dilaksanakan oleh PT. Karya Tunas Mandiri Perdana itu, akhir-akhir ini terkesan dikerjakan asal jadi.
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Rosi Yuliandi hingga kini belum dapat ditemui untuk dikonfirmasi terkait keterlambatan proyek itu.
” Pak Rosi tidak ada bang,” kata petugas jaga di pintu Kantor DPU Tangsel, Kamis (16/1).
JUARA SIMANJUNTAK
