RadarOnline.id, JAKARTA – DPRD DKI Jakarta tak kunjung menentukan sikap siapa yang akan dijadikan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.
Pencarian Wakil Gubernur DKI Jakarta terlihat tersandera manuver anggota dewan.
Menempatkan seorang Wagub DKI Jakarta menjadi terbengkalai oleh kepentingan politik partai pengusung pemenang Pilkada DKI Jakarta.
Keputusan politik Sandiago Uno meninggalkan kursi Wagub DKI Jakarta menjadi kepentingan tarik menarik Partai Gerindra dan Partai PKS.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang menjadi visi dan misi kedua partai itu untuk Pemprov DKI Jakarta?
Seharusnya yang menjadi visi-misi DPR-D DKI itu adalah mengedepankan kepentingan untuk kemajuan Rakyat Pemprov DKI Jakarta.
Meskipun waktu kekosongan Wagub DKI Jakarta sudah berjalan lebih dari satu tahun, keseriusan DPR-D DKI Jakarta (Gerindra dan PKS) belum tampak. Ada apa?
Pertanyaan itu diungkapkan Direktur Eksekutif LSM Aliansi Pemerhati Pengguna Anggaran (ALPPA), Thomson Gultom, di Kantornya Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).
“Sejauh ini, setelah 13 bulan kekosongan kursi Wagub DKI Jakarta, belum memunculkan calon-calon Wagub DKI Jakarta yang dianggap kredibel dan memenuhi persyaratan seorang yang mampu bekerja untuk membantu Gubernur Anis Baswedan yang diketahu kerjanya hanya ngomong dan pelesiran keluar negeri,” ujar Thomson.
Untuk menutupi kelemahan itu, katanya diperlukan se-seorang yang betul-betul dapat bekerja dan sudah terbukti mampu membuktikan dirinya berkarya di birokrasi, dan orang itu adalah HM. Sattar Taba.
HM Sattar Taba memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman memimpin dan berhasil memajukan PT. Kawasan Berikat Nusantara (KBN).
H. M. Sattar Taba mencatat prestasi fantastis, melipatgandakan laba PT. KBN (Persero) hingga 2.500 persen setelah menjabat Direktur Utama (Dirut) PT. KBN dalam tempo satu tahun.
Dirut. PT. KBN (Persero), Sattar Taba itu dijuluki Tukang Sulap karena berhasil mengubah
jumlah pendapatan KBN dari 14 miliar rupiah di tahun 2012 melonjak menjadi 267, 14 miliar rupiah setahun kemudian.
Angka-angka fantastis itu terungkap dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di kantor Kementerian BUMN, 30 Juni 2014. Sattar Taba, pada acara penting itu mengungkap bahwa posisi neraca per 31 Desember 2013 adalah 1,26 triliun rupiah.
Julukan Tukang Sulap (The Magician) diberikan para panelis penghargaan inspiring alumni Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin Makassar. Sattar Taba meraih penghargaan, setelah para panelis menilainya memiliki cara berfikir out of the box, berani melawan arus, dan menjalankan bisnis not as usual.
“HM Satta Taba sangat dibutuhkan untuk pendamping Gubernur Anis Baswedan yang tidak memiliki traderecord memimpin birokrasi. Bahkan saat menjadi menteri terindikasi korupsi dan dicopot dari jabatan menteri oleh presiden Jokowi,” ungkap Direktur.
Perlu diketahui, bahwa Sattar Taba Sudah 34 tahun di BUMN. Sebelum menyelamatkan PT. KBN, sebelumnya telah menyelamatkan PT. Semen Tonasa sehingga digelari “The Legend of Tonasa”.
Satu kunci sukses Sattar sebagai CEO di tiga BUMN adalah selalu berusaha memahami lebih detail masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan karyawannya, dan segera menemukan solusinya. Sattar adalah salah satu CEO terbaik dan telah mendapat puluhan piala dan penghargaan dari lokal, daerah, nasional, dan internasional.
Mekanisme pengisian kekosongan jabatan wakil gubernur di suatu provinsi diatur dalam Pasal 176 Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah.
Partai Politik atau gabungan Partai Politik pengusung mengusulkan 2 (dua) orang calon Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil Walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah melalui Gubernur, Bupati, atau Walikota, untuk dipilih dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Dalam proses pencarian pendamping pengganti ini, berganti dengan peran dominan partai pengusung.
YEN